Latarbelakang .
Seni
merupakan satu-kesatuan dari berbagai jenis imajinasi manusia, mengapa
dikatakan imajinasi manusia karena pelaku seni adalah manusia, tak ada makhluk
di muka bumi ini yang bisa menciptakan seni selain manusia. Bahwa seni
merupakan karya, cipta, dan karsa manusia untuk memberi rasa nikmat atau
keindahan, seni itu indah, dan dapat memberi kehalusan perasaan dan budi
manusia.
Budaya
atau kebudayaan itu terdiri atas seni, karena definisi budaya itu sendiri
adalah keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia
sebagai bagian dari masyarakat. Jadi, seni merupakan bagian dari budaya atau
kebudayaan, dan disini dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai unsur dari
kebudayaan yang diciptakaan manusia.
Seni Sebagai Unsur
Kebudayaan Secara Umum
Seni pada
mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas
manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa
masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya
atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari
memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu
set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi
lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau
perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian,
banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa
garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme
dan bentuk seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang
bermaksud cinta.
Seni adalah
keindahan yang diciptakan oleh manusia, dan seni tidak terbatas pada keindahan saja,
tetapi meliputi hal-hal yang tidak indah, karena seni merupakan pembeberan
manusia, yakni perasaan yang bernilai. Misalnya dalam bidang seni sering kita
jumapai: seni yang sublim (agung), seni tragis (menydihkan), seni kosmis
(lucu), seni magis (gaib), seni religius (agama) dan sebagainya. Pendeknya seni
merupakan pengaturan dari pada isi dari kesadaran jiwa atau kehidupan perasaan
penciptanya dalam segala aspeknya. Isi kesadaran jiwa atau perasaan manusia itu
diliputi perasaan sublim, perasaan kosmis, perasaan sedih, perasaan indah,
perasaan haru dan sebagainya. Hal-hal tersebut mempunyai hak untuk dibabarkan
karya yang indah saja. Banyak karya seni yang dapat kita hayati tidak hanya
menunjukan keindahan. Tetapi juaga membeberkan atau menunjukan kehidupan
perasaan lainnya. Yang sublim yang kosmis, sedih, haru, gembira dan sebagainya
itu dapat kita beri arti indah atau keindahan dalam arti yang luas.
Dalam bidang
seni tidak boleh hanya memperhatikan aspek lahirnya saja, tetapi harus memperhatikan
juga yang ada di balik kenyataan estetika yang banyak mempergunakan aspek
perasaan (emotif). Karya seni sebagai hasil aktivitas manusia meliputi 3
kenyataan seni, yaitu:
a. Kenyataan lahiriah (karya seni)
b. Aktivitas (tindakan yang memungkinkan lahirnya karya seni)
c. Perasaan yang bersang kutan dengan karya seni
Ketiga
kenyataan seni tersebut di atas, satu dengan yang lainnya berhubungan erat satu
dengan yang lainnya (hubungan yang immanent). Jadi karya sni besangkut paut
dengan aktivitas yang disadari oleh manusia. Hanya manusia yang melahirkan
seni. Dalam mencipta karya seni, manusia berdasarkan kesadaran spiritual dan
kesadaran jasmaniah. Sebelum seorang seniman mencipta, seniman itu telah
memberikan arahan atau tujuan pada hasil
karya yang akan diciptakan berdasarkan kesadaran spiritual yang dimilikinya,
yang kemudian diwujudkan atas aktivitas atau kesadaran jasmaninya.
Seni sebagai
unsur terbentuknya kebudayaan, karena seni merupakan unsur dari kebudayaan itu
sendiri, menurut Koentjaraningrat, seorang pakar dalam bidang antropologi yang
dimiliki bangsa Indonesia pada saat ini mendefinisikan kebudayaan sebagai, “
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar “.
Perkembangan kebudayaan sangat di pengaruhi oleh masyarakat pendukungnya.
Menurut James Bakker SJ perkembangan tersebut adalah sebagai
berikut,“Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup masyarakat.
Perubahan itu berasal dari pengetahuan baru, teknologi baru dan akibat
penyesuaian cara hidup dan kebiasaannya kepada situasi baru. Sikap mental dan
nilai budaya turut serta dikembangkan guna keseimbangan dan integrasi baru”.
Dengan
demikian, masyarakat pendukung suatu kebudayaan merupakan motor penggerak atau
pemicu baik perkembangan, pengembangan maupun perubahan suatu bentuk budaya.
Baik perkembangan, pengembangan maupun perubahan tersebut kecenderungannya
berangkat dari ada atau masuknya pengetahuan baru, teknologi baru, atau
bentuk-bentuk budaya baru yang mempengaruhi hal tersebut.
Pada umumnya
dalam pengembangan dan perkembangan kebudayaan dapat mengakibatkan perubahan
dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat juga berupa
pergeseran ataupun pertukaran tata nilai. Adanya kecenderungan lamban dipahami
oleh masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. Dari sinilah kita
mengetahui bahwa seni berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan,
dengan seni orang bisa menuangkan pikirannya terhadap sesuatu yang dia
kehendaki, seni juga mempengaruhi pemikiran orang, karena dengan seni keindahan
tercipta karena dengan seni orang bias mengetahui mana yang indah secara alami
dan indah secara buatan atau cipta karya manusia. Perlu kita tarik ulang
definisi dari seni yaitu: Seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia,
dan seni tidak terbatas pada keindahan saja, tetapi meliputi hal-hal yang tidak
indah, karena seni merupakan pembeberan manusia, yakni perasaan yang bernilai.
Misalnya dalam bidang seni sering kita jumapai: seni yang sublim (agung), seni
tragis (menydihkan), seni kosmis (lucu), seni magis (gaib), seni religius
(agama) dan sebagainya. Pendeknya seni merupakan pengaturan dari pada isi dari
kesadaran jiwa atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspeknya.
Seni Sebagai Unsur
Kebudayaan Menurut Islam
Seni Islam
merupakan sebagian daripada kebudayaan Islam dan perbedaan antara seni Islam
dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang
terkandung dalam hasil seni Islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni Islam itu
juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana tujuan seni Islam ini
adalah kerana Allah swt. Walaupun seni merupakan salah satu unsur yang disumbangkan
tetapi Allah melarang penciptaan seni yang melampaui batas.
Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah
tidak suka kepada orang yang melampaui batas."
Keindahan
merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt lantas
segala yang diciptakanNya juga merupakan pancaran keindahanNya. Manusia
dijadikan sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna. Bumi yang
merupakan tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala keindahan.
Allah swt bukan sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang terindah tetapi
juga mempunyai naluri yang cintakan keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan
manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain sama ada malaikat, jin dan
haiwan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam berbeda dengan peradaban
Islam yang lain. Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya mestilah menyeluruh
dan meliputi aspek-aspek akhlak, iman, matlamat keagamaan dan falsafah
kehidupan manusia. Seni mestilah merupakan satu proses pendidikan yang bersifat
positif mengikut kaca mata Islam, menggerakkan semangat, memimpin batin dan
membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf
dan An-Nahy 'an Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran)
serta membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan juga bukan
sebagai perosak akhlak ummah. Semua aktiviti kesenian manusia mesti ditundukkan
kepada tujuan terakhir (keredhaan Allah dan ketaqwaan). Semua nilai mestilah
ditundukkan dalam hubunganNya serta kesanggupan berserah diri. Seni juga
seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan.
Prinsip-prinsip
(ciri-ciri) Kesenian Islam:
1.
Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan
nilai-nilai persekitaran dan sejagat. Alam sekitar galerinya, manakala manusia
menjadi seniman yang menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk serta patuh
kepada keredhaan Allah swt.
2.
Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-aspek
estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.
3.
Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung kepada
keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. Menurut Islam, kesenian yang mempunyai
nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan
dan budi yang mantap.
4.
Kesenian Islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-undang Allah
dan SyariatNya. Maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan peraturan
wahyu. Ini yang membezakan kesenian Islam dengan kesenian bukan Islam.
5.
Kesenian Islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan sesama
manusia dan juga makhluk. Islam tidak pernah menolak kesenian selagi dan selama
mana kesenian itu bersifat seni untuk masyarakat dan bukannya seni untuk seni.
Seni Islam
dibentuk untuk melahirkan seseorang yang benar-benar baik dan beradab. Konsep
seni Islam dan pembawaannya haruslah menjurus ke arah konsep tauhid dan
pengabdian kepada Allah swt. Motif berseni haruslah bermatlamatkan perkara-perkara
ma'ruf (kebaikan), halal dan berakhlak. Jiwa seni mestilah ditundukkan kepada
fitrah asal kejadian manusia kerana kebebasan jiwa dalam membentuk seni adalah
menurut kesucian fitrahnya yang dikurniakan Allah swt. Fungsi seni tidak kurang
sama dengan akal supaya manusia menyedari perkaitan antara alam, ketuhanan dan
rohani atau dengan alam fizikal. Lantas ia menyedari keagungan Tuhan dan
keunikan penciptaanNya. Seni dalam Islam menanam rasa khusyu' ke pada Allah di
samping memberi ketenangan di jiwa manusia sebagai makhluk Allah yang
diciptakan dengan fitrah yang gemar kepada kesenian dan keindahan. Oleh sebab
itu seni dalam Islam tidak berslogan 'seni untuk seni' tetapi 'seni kerana
Allah untuk manusia, makhluk dan alam sekitar'. Kesenian Islam terpancar
daripada tauhid yang merupakan satu penerimaan dan penyaksian terhadap keesaan
Allah swt maka seni yang berpaksikan tauhid dapat menanamkan sifat bertaqwa dan
beriman. Seni juga dapat meningkatkan daya intelek dan bukan sahaja emosi.
Seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia, dan seni tidak
terbatas pada keindahan saja, tetapi meliputi hal-hal yang tidak indah, karena
seni merupakan pembeberan manusia, yakni perasaan yang bernilai. Misalnya dalam
bidang seni sering kita jumapai: seni yang sublim (agung), seni tragis
(menydihkan), seni kosmis (lucu), seni magis (gaib), seni religius (agama) dan
sebagainya. Pendeknya seni merupakan pengaturan dari pada isi dari kesadaran
jiwa atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspeknya. Isi kesadaran
jiwa atau perasaan manusia itu diliputi perasaan sublim, perasaan kosmis,
perasaan sedih, perasaan indah, perasaan haru dan sebagainya. Hal-hal tersebut
mempunyai hak untuk dibabarkan karya yang indah saja. Banyak karya seni yang
dapat kita hayati tidak hanya menunjukan keindahan. Tetapi juaga membeberkan
atau menunjukan kehidupan perasaan lainnya.
Seni Islam dibentuk untuk melahirkan
seseorang yang benar-benar baik dan beradab. Konsep seni Islam dan pembawaannya
haruslah menjurus ke arah konsep tauhid dan pengabdian kepada Allah swt. Motif
berseni haruslah bermatlamatkan perkara-perkara ma'ruf (kebaikan), halal dan
berakhlak. Jiwa seni mestilah ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia
kerana kebebasan jiwa dalam membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya
yang dikurniakan Allah swt. Fungsi seni tidak kurang sama dengan akal supaya
manusia menyedari perkaitan antara alam, ketuhanan dan rohani atau dengan alam
fizikal. Lantas ia menyedari keagungan Tuhan dan keunikan penciptaanNya. Seni
dalam Islam menanam rasa khusyu' ke pada Allah di samping memberi ketenangan di
jiwa manusia sebagai makhluk Allah yang diciptakan dengan fitrah yang gemar
kepada kesenian dan keindahan.
Oleh sebab itu seni dalam Islam
tidak berslogan 'seni untuk seni' tetapi 'seni kerana Allah untuk manusia dan
alam sekitar. Kesenian Islam beersumber kepada Tauhid.
DAFTAR
PUSTAKA
Prasetya
Tri Joko, Drs,dkk, 1991,Ilmu Budaya Dasar,PT Runeka Cipta,Jakarta.
Mustopo
Hbib. M 1989, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional, Surabaya.
http://lokajaya.blog.uns.ac.id/2011/02/02/kesenian-sebagai-un
Tidak ada komentar:
Posting Komentar