Selasa, 24 April 2012

SENI SEBAGAI UNSUR KEBUDAYAAN DITINJAU DARI SEGI UMUM DAN AGAMA (ISLAM)


Latarbelakang .
Seni merupakan satu-kesatuan dari berbagai jenis imajinasi manusia, mengapa dikatakan imajinasi manusia karena pelaku seni adalah manusia, tak ada makhluk di muka bumi ini yang bisa menciptakan seni selain manusia. Bahwa seni merupakan karya, cipta, dan karsa manusia untuk memberi rasa nikmat atau keindahan, seni itu indah, dan dapat memberi kehalusan perasaan dan budi manusia.
Budaya atau kebudayaan itu terdiri atas seni, karena definisi budaya itu sendiri adalah keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Jadi, seni merupakan bagian dari budaya atau kebudayaan, dan disini dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai unsur dari kebudayaan yang diciptakaan manusia.


      Seni Sebagai Unsur Kebudayaan Secara Umum
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta.
Seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia, dan seni tidak terbatas pada keindahan saja, tetapi meliputi hal-hal yang tidak indah, karena seni merupakan pembeberan manusia, yakni perasaan yang bernilai. Misalnya dalam bidang seni sering kita jumapai: seni yang sublim (agung), seni tragis (menydihkan), seni kosmis (lucu), seni magis (gaib), seni religius (agama) dan sebagainya. Pendeknya seni merupakan pengaturan dari pada isi dari kesadaran jiwa atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspeknya. Isi kesadaran jiwa atau perasaan manusia itu diliputi perasaan sublim, perasaan kosmis, perasaan sedih, perasaan indah, perasaan haru dan sebagainya. Hal-hal tersebut mempunyai hak untuk dibabarkan karya yang indah saja. Banyak karya seni yang dapat kita hayati tidak hanya menunjukan keindahan. Tetapi juaga membeberkan atau menunjukan kehidupan perasaan lainnya. Yang sublim yang kosmis, sedih, haru, gembira dan sebagainya itu dapat kita beri arti indah atau keindahan dalam arti yang luas.
Dalam bidang seni tidak boleh hanya memperhatikan aspek lahirnya saja, tetapi harus memperhatikan juga yang ada di balik kenyataan estetika yang banyak mempergunakan aspek perasaan (emotif). Karya seni sebagai hasil aktivitas manusia meliputi 3 kenyataan seni, yaitu:
a.       Kenyataan lahiriah (karya seni)
b.      Aktivitas (tindakan yang memungkinkan lahirnya karya seni)
c.       Perasaan yang bersang kutan dengan karya seni
Ketiga kenyataan seni tersebut di atas, satu dengan yang lainnya berhubungan erat satu dengan yang lainnya (hubungan yang immanent). Jadi karya sni besangkut paut dengan aktivitas yang disadari oleh manusia. Hanya manusia yang melahirkan seni. Dalam mencipta karya seni, manusia berdasarkan kesadaran spiritual dan kesadaran jasmaniah. Sebelum seorang seniman mencipta, seniman itu telah memberikan arahan  atau tujuan pada hasil karya yang akan diciptakan berdasarkan kesadaran spiritual yang dimilikinya, yang kemudian diwujudkan atas aktivitas atau kesadaran jasmaninya.  
Seni sebagai unsur terbentuknya kebudayaan, karena seni merupakan unsur dari kebudayaan itu sendiri, menurut Koentjaraningrat, seorang pakar dalam bidang antropologi yang dimiliki bangsa Indonesia pada saat ini mendefinisikan kebudayaan sebagai, “ Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar “. Perkembangan kebudayaan sangat di pengaruhi oleh masyarakat pendukungnya. Menurut James Bakker SJ perkembangan tersebut adalah sebagai berikut,“Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup masyarakat. Perubahan itu berasal dari pengetahuan baru, teknologi baru dan akibat penyesuaian cara hidup dan kebiasaannya kepada situasi baru. Sikap mental dan nilai budaya turut serta dikembangkan guna keseimbangan dan integrasi baru”.
Dengan demikian, masyarakat pendukung suatu kebudayaan merupakan motor penggerak atau pemicu baik perkembangan, pengembangan maupun perubahan suatu bentuk budaya. Baik perkembangan, pengembangan maupun perubahan tersebut kecenderungannya berangkat dari ada atau masuknya pengetahuan baru, teknologi baru, atau bentuk-bentuk budaya baru yang mempengaruhi hal tersebut.


Pada umumnya dalam pengembangan dan perkembangan kebudayaan dapat mengakibatkan perubahan dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut dapat juga berupa pergeseran ataupun pertukaran tata nilai. Adanya kecenderungan lamban dipahami oleh masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. Dari sinilah kita mengetahui bahwa seni berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan, dengan seni orang bisa menuangkan pikirannya terhadap sesuatu yang dia kehendaki, seni juga mempengaruhi pemikiran orang, karena dengan seni keindahan tercipta karena dengan seni orang bias mengetahui mana yang indah secara alami dan indah secara buatan atau cipta karya manusia. Perlu kita tarik ulang definisi dari seni yaitu: Seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia, dan seni tidak terbatas pada keindahan saja, tetapi meliputi hal-hal yang tidak indah, karena seni merupakan pembeberan manusia, yakni perasaan yang bernilai. Misalnya dalam bidang seni sering kita jumapai: seni yang sublim (agung), seni tragis (menydihkan), seni kosmis (lucu), seni magis (gaib), seni religius (agama) dan sebagainya. Pendeknya seni merupakan pengaturan dari pada isi dari kesadaran jiwa atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspeknya.



        Seni Sebagai Unsur Kebudayaan Menurut Islam
Seni Islam merupakan sebagian daripada kebudayaan Islam dan perbedaan antara seni Islam dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni Islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni Islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana tujuan seni Islam ini adalah kerana Allah swt. Walaupun seni merupakan salah satu unsur yang disumbangkan tetapi Allah melarang penciptaan seni yang melampaui batas.
Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas."
Keindahan merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt lantas segala yang diciptakanNya juga merupakan pancaran keindahanNya. Manusia dijadikan sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna. Bumi yang merupakan tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala keindahan. Allah swt bukan sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang terindah tetapi juga mempunyai naluri yang cintakan keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain sama ada malaikat, jin dan haiwan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam berbeda dengan peradaban Islam yang lain. Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya mestilah menyeluruh dan meliputi aspek-aspek akhlak, iman, matlamat keagamaan dan falsafah kehidupan manusia. Seni mestilah merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut kaca mata Islam, menggerakkan semangat, memimpin batin dan membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf dan An-Nahy 'an Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran) serta membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan juga bukan sebagai perosak akhlak ummah. Semua aktiviti kesenian manusia mesti ditundukkan kepada tujuan terakhir (keredhaan Allah dan ketaqwaan). Semua nilai mestilah ditundukkan dalam hubunganNya serta kesanggupan berserah diri. Seni juga seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan.


Prinsip-prinsip (ciri-ciri) Kesenian Islam:
 1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai persekitaran dan sejagat. Alam sekitar galerinya, manakala manusia menjadi seniman yang menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk serta patuh kepada keredhaan Allah swt.
 2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-aspek estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.
 3. Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung kepada keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. Menurut Islam, kesenian yang mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan dan budi yang mantap.
 4. Kesenian Islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-undang Allah dan SyariatNya. Maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan peraturan wahyu. Ini yang membezakan kesenian Islam dengan kesenian bukan Islam.
 5. Kesenian Islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan sesama manusia dan juga makhluk. Islam tidak pernah menolak kesenian selagi dan selama mana kesenian itu bersifat seni untuk masyarakat dan bukannya seni untuk seni.
Seni Islam dibentuk untuk melahirkan seseorang yang benar-benar baik dan beradab. Konsep seni Islam dan pembawaannya haruslah menjurus ke arah konsep tauhid dan pengabdian kepada Allah swt. Motif berseni haruslah bermatlamatkan perkara-perkara ma'ruf (kebaikan), halal dan berakhlak. Jiwa seni mestilah ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia kerana kebebasan jiwa dalam membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya yang dikurniakan Allah swt. Fungsi seni tidak kurang sama dengan akal supaya manusia menyedari perkaitan antara alam, ketuhanan dan rohani atau dengan alam fizikal. Lantas ia menyedari keagungan Tuhan dan keunikan penciptaanNya. Seni dalam Islam menanam rasa khusyu' ke pada Allah di samping memberi ketenangan di jiwa manusia sebagai makhluk Allah yang diciptakan dengan fitrah yang gemar kepada kesenian dan keindahan. Oleh sebab itu seni dalam Islam tidak berslogan 'seni untuk seni' tetapi 'seni kerana Allah untuk manusia, makhluk dan alam sekitar'. Kesenian Islam terpancar daripada tauhid yang merupakan satu penerimaan dan penyaksian terhadap keesaan Allah swt maka seni yang berpaksikan tauhid dapat menanamkan sifat bertaqwa dan beriman. Seni juga dapat meningkatkan daya intelek dan bukan sahaja emosi.

   kesimpulan
Seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia, dan seni tidak terbatas pada keindahan saja, tetapi meliputi hal-hal yang tidak indah, karena seni merupakan pembeberan manusia, yakni perasaan yang bernilai. Misalnya dalam bidang seni sering kita jumapai: seni yang sublim (agung), seni tragis (menydihkan), seni kosmis (lucu), seni magis (gaib), seni religius (agama) dan sebagainya. Pendeknya seni merupakan pengaturan dari pada isi dari kesadaran jiwa atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspeknya. Isi kesadaran jiwa atau perasaan manusia itu diliputi perasaan sublim, perasaan kosmis, perasaan sedih, perasaan indah, perasaan haru dan sebagainya. Hal-hal tersebut mempunyai hak untuk dibabarkan karya yang indah saja. Banyak karya seni yang dapat kita hayati tidak hanya menunjukan keindahan. Tetapi juaga membeberkan atau menunjukan kehidupan perasaan lainnya.
Seni Islam dibentuk untuk melahirkan seseorang yang benar-benar baik dan beradab. Konsep seni Islam dan pembawaannya haruslah menjurus ke arah konsep tauhid dan pengabdian kepada Allah swt. Motif berseni haruslah bermatlamatkan perkara-perkara ma'ruf (kebaikan), halal dan berakhlak. Jiwa seni mestilah ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia kerana kebebasan jiwa dalam membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya yang dikurniakan Allah swt. Fungsi seni tidak kurang sama dengan akal supaya manusia menyedari perkaitan antara alam, ketuhanan dan rohani atau dengan alam fizikal. Lantas ia menyedari keagungan Tuhan dan keunikan penciptaanNya. Seni dalam Islam menanam rasa khusyu' ke pada Allah di samping memberi ketenangan di jiwa manusia sebagai makhluk Allah yang diciptakan dengan fitrah yang gemar kepada kesenian dan keindahan.
Oleh sebab itu seni dalam Islam tidak berslogan 'seni untuk seni' tetapi 'seni kerana Allah untuk manusia dan alam sekitar. Kesenian Islam beersumber kepada Tauhid.


DAFTAR PUSTAKA
Prasetya Tri Joko, Drs,dkk, 1991,Ilmu Budaya Dasar,PT Runeka Cipta,Jakarta.
Mustopo Hbib. M 1989, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional, Surabaya.
http://lokajaya.blog.uns.ac.id/2011/02/02/kesenian-sebagai-un

Tidak ada komentar:

Posting Komentar